SUKSES MENJADI PETERNAK
LOBET lebih luas arti-nya drpd BERHASIL MENGEMBANG BIAK-KAN LOBET,
beberapa hari yg lalu sy posting paparan pemahaman saya ttg mindset yg
mendasari kesuksesan menjadi peternak lobet, sedang mengembang biakan
lobet lebih kearah ilmu praktisnya.. Beberapa rekan menanyakan, mencari
informasi dan mohon spy saya sampaikan apa yg sy ketahui ttg beternak
lobet.. maka sy paparkan saja ttg hukum
alam , "bahwa jika dua makhluk hidup berbeda jenis kelamin yg dewasa dan
sehat secara sexual bertemu srta berjodoh ditempat yg nyaman sesuai
kebutuhannya pasti akan kawin dan berkembang biak". itu pegangan saya
dan doa supaya diberi kemudahan dari Yang Maha Kuasa sepertinya
sederhana bahwa siapapun tentu bisa mengembang biak-kan lobet, dan saya
juga setuju berternak lobet bisa dilakukan oleh siapa saja. dgn bbrp
bekal pemahaman bahwa yg sy katakan ttg hukum alam berkembang biak lobet
diatas, terdiri: 1. Lobet-nya ada dua ekor 2. Lobet tersebut dewasa
dan sehat scr sexual (mencari pasangan berbeda kelamin) 3.Dua lobet
tsb mau berjodoh 4.tempat/ kandang(habitat mikro) yg sesuai bagi
kebutuhan lobet berbiak disini sy tambahkan kondisi diluar kandang
(habitat makro) jg berpengaruh besar. Mencari dan
memilih lobet yg berpotensi baik untuk breeding (diternakkan) harus
dilakukan dengan kehati hatian tentu harus fit dan sehat, kesehatan
lobet terlihat dr perilakunya (berkicau dan bergerak aktiv), kegesitan
dan mapan tidak mudah panik serta selera makan yg normal, lobet fit
matanya tidak berair, bengkak, atau ada spt butiran pasir menempel
berwarna terang, periksa kondisi kotoran dan skitar dubur tidak basah,
atau kotor (indikasi diare) dan lebih baik utuh atau tidak cacat.
Kedewasaan memang sulit untuk membedakan jika belum
cukup mengamati, lobet dewasa berumur 7 bulan keatas secara umum
paruhnya merah tua atau putih kemerahan bergaris2 halus sampai ujung
(tanda sdh bertumbuh lama) serta ukuran yg tidak mungil lagi. Kedewasaan
sexual bisa jadi berbeda sdikit dgn kedewasaan umum, karena ada lobet
dewasa namun tidak tertarik dgn lawan jenisnya, namun jg ada lobet
berumur baru 6bln sdh bertelur.
Dua lobet berbeda kelamin yg saling tertarik
biasanya akan beradu kicau jika bertemu jejer. dua lobet sama2 jantan
akan menyerang beradu paruh dgn agresif, sedang dua lobet sama2 betina
bisa benar2 saling menyerang dan melukai utk mengusir rivalnya. namun
karakter lobet bisa berbeda tiap individunya. Masalah
paling umum adalah membedakan jenis kelamin lobet, diyakini melihat
kerapatan dan kondisi kekerasan supit urang dianggap cara paling tepat,
kalau rapat dan keras berarti jantan sebaliknya kalau renggang dan
lentur adalah betina. untuk lobet dewasa cara ini bisa 75% tepat, namun
sy sarankan untuk mengkolonikan (mencampur beberapa lobet dewasa) spy
mendapat jodohnya sendiri2 baru kemudian diambil ditempatkan dikandang
batree (sepasang). sering terjadi spasang lobet yg kita dapatkan dulu
dari satu induk berpisah saat dikolonikan, barangkali scr insting lobet
tidak senang perkawinan dgn saudara (inbreed), hanya karena peternak
suka mengatur grade warna keturunannya dua lobet sering dipaksa
jodohkan. Untuk memaksa halus penjodohan sebetulnya
masih dapat dilakukan di kandang koloni dgn trik mencampur sekelompok
lobet berwarna tertentu dgn sekelompok lainya shg kmungkinan bertemu
jodoh telah sdikit kita atur. dua lobet dewasa yg telah berjodoh saat
dikandang koloni akan mencari glodok utk ditempati berdua, pada saat
tidur peternak dapat mengambil utk ditempatkan di kandang khusus
penangkaran, hindari penjodohan lobet dgn karakter suka sejenis kelamin.
Sy menggolongkan kandang yg ditempati
lobet utk ditangkarkan sbg habitat mikro yg tentu ukuran, asesories
perlengkapan tempat pakan minum, srta glodok telah disesuaikan dgn
kebutuhan lobet. Ukuran kandang yg cukup luas mempengaruhi banyaknya
jumlah produksi, bbrp rekan mencurigai kandang ruji sering membuat
anakan yg baru blajar terbang dan merangkak sering terjepit kaki bahkan
menyebabkan cacat, sedangkan kandang koloni yg tinggi sering menyebabkan
anakan yg baru kluar glodok terjatuh mati jika tdk dibantu campurtangan
pternak mengangkat kmbali, rekan sy yg bisnis menjodohkan kmudian
dijual stelah menjadi indukan dgn anakan didlm glodok tentu memakai
kandang ruji yg berukuran 40x60, namun sy sarankan utk diternakan dgn
target jumlah anakan lbh baik dgn kandang ruji ukuran 50x77. atau kalo
memungkinkan dgn kandang ram berukuran 75x75. scra teknis bentuk kandang
tdk banyak berpengaruh yg penting ada pintu kecil seukuran lengan utk
mengambil dan memasukan pakan lobetnya.
Kondisi diluar atau
sekitar kandang penangkaran merupakan habitat makro yg sangat menentukan
berhasil tidaknya perkembang biakan lobet. kondisi tanpa sinar matahari
akan rentan pd penyakit, kondisi tanpa pergantian udara dan terlalu
dingin bahkan pengab dan menurunkan daya tetas telur, kondisi yg terlalu
panas atau terlalu kering akan merusak janin dlm telor, disini
pertimbangan kodisi habitat makro sebaiknya sangat disesuaikan dgn
kebutuhan lobet berkembang biak meliputi: suhu udara, kelembaban udara,
sirkulasi udara, kandungan oksigen diudara, polusi suara dan asap, lalu
lalang manusia atau hewan piaraan lain akan mempengaruhi. Kita mengerti
proses penetasan telur membutuhkan suhu, kelembaban, dan oksigen, jangan
sampai kegagalan terjadi krn kita tidak optimal menerapkan semua
pemahaman, oke..rancang dahulu habitat makro ini supaya kelak tdk
membuat frustasi,..sekedar cerita, seorang rekan yg 3 psng lobetnya
selalu bertelor 5-6 akan tetapi hanya menetas maksimal 2 butir, bahkan
kadang blong, setelah pindah tangan dijual ditempat baru menetas semua!!
No comments:
Post a Comment