WISESA LOVEBIRD SMG

WISESA LOVEBIRD SMG
BERTERNAK LOVEBIRD - MERAWAT LOVEBIRD - JUAL LOVEBIRD - BERBAGI INFORMASI DLL.♥♥♥

Monday, 14 January 2013

BERHASIL MENGEMBANGBIAKKAN LOVEBIRD

SUKSES MENJADI PETERNAK LOBET lebih luas arti-nya drpd BERHASIL MENGEMBANG BIAK-KAN LOBET, beberapa hari yg lalu sy posting paparan pemahaman saya ttg mindset yg mendasari kesuksesan menjadi peternak lobet, sedang mengembang biakan lobet lebih kearah ilmu praktisnya.. Beberapa rekan menanyakan, mencari informasi dan mohon spy saya sampaikan apa yg sy ketahui ttg beternak lobet.. maka sy paparkan saja ttg hukum alam , "bahwa jika dua makhluk hidup berbeda jenis kelamin yg dewasa dan sehat secara sexual bertemu srta berjodoh ditempat yg nyaman sesuai kebutuhannya pasti akan kawin dan berkembang biak". itu pegangan saya dan doa supaya diberi kemudahan dari Yang Maha Kuasa sepertinya sederhana bahwa siapapun tentu bisa mengembang biak-kan lobet, dan saya juga setuju berternak lobet bisa dilakukan oleh siapa saja. dgn bbrp bekal pemahaman bahwa yg sy katakan ttg hukum alam berkembang biak lobet diatas, terdiri: 1. Lobet-nya ada dua ekor 2. Lobet tersebut dewasa dan sehat scr sexual (mencari pasangan berbeda kelamin) 3.Dua lobet tsb mau berjodoh 4.tempat/ kandang(habitat mikro) yg sesuai bagi kebutuhan lobet berbiak disini sy tambahkan kondisi diluar kandang (habitat makro) jg berpengaruh besar. Mencari dan memilih lobet yg berpotensi baik untuk breeding (diternakkan) harus dilakukan dengan kehati hatian tentu harus fit dan sehat, kesehatan lobet terlihat dr perilakunya (berkicau dan bergerak aktiv), kegesitan dan mapan tidak mudah panik serta selera makan yg normal, lobet fit matanya tidak berair, bengkak, atau ada spt butiran pasir menempel berwarna terang, periksa kondisi kotoran dan skitar dubur tidak basah, atau kotor (indikasi diare) dan lebih baik utuh atau tidak cacat. Kedewasaan memang sulit untuk membedakan jika belum cukup mengamati, lobet dewasa berumur 7 bulan keatas secara umum paruhnya merah tua atau putih kemerahan bergaris2 halus sampai ujung (tanda sdh bertumbuh lama) serta ukuran yg tidak mungil lagi. Kedewasaan sexual bisa jadi berbeda sdikit dgn kedewasaan umum, karena ada lobet dewasa namun tidak tertarik dgn lawan jenisnya, namun jg ada lobet berumur baru 6bln sdh bertelur. Dua lobet berbeda kelamin yg saling tertarik biasanya akan beradu kicau jika bertemu jejer. dua lobet sama2 jantan akan menyerang beradu paruh dgn agresif, sedang dua lobet sama2 betina bisa benar2 saling menyerang dan melukai utk mengusir rivalnya. namun karakter lobet bisa berbeda tiap individunya. Masalah paling umum adalah membedakan jenis kelamin lobet, diyakini melihat kerapatan dan kondisi kekerasan supit urang dianggap cara paling tepat, kalau rapat dan keras berarti jantan sebaliknya kalau renggang dan lentur adalah betina. untuk lobet dewasa cara ini bisa 75% tepat, namun sy sarankan untuk mengkolonikan (mencampur beberapa lobet dewasa) spy mendapat jodohnya sendiri2 baru kemudian diambil ditempatkan dikandang batree (sepasang). sering terjadi spasang lobet yg kita dapatkan dulu dari satu induk berpisah saat dikolonikan, barangkali scr insting lobet tidak senang perkawinan dgn saudara (inbreed), hanya karena peternak suka mengatur grade warna keturunannya dua lobet sering dipaksa jodohkan. Untuk memaksa halus penjodohan sebetulnya masih dapat dilakukan di kandang koloni dgn trik mencampur sekelompok lobet berwarna tertentu dgn sekelompok lainya shg kmungkinan bertemu jodoh telah sdikit kita atur. dua lobet dewasa yg telah berjodoh saat dikandang koloni akan mencari glodok utk ditempati berdua, pada saat tidur peternak dapat mengambil utk ditempatkan di kandang khusus penangkaran, hindari penjodohan lobet dgn karakter suka sejenis kelamin. Sy menggolongkan kandang yg ditempati lobet utk ditangkarkan sbg habitat mikro yg tentu ukuran, asesories perlengkapan tempat pakan minum, srta glodok telah disesuaikan dgn kebutuhan lobet. Ukuran kandang yg cukup luas mempengaruhi banyaknya jumlah produksi, bbrp rekan mencurigai kandang ruji sering membuat anakan yg baru blajar terbang dan merangkak sering terjepit kaki bahkan menyebabkan cacat, sedangkan kandang koloni yg tinggi sering menyebabkan anakan yg baru kluar glodok terjatuh mati jika tdk dibantu campurtangan pternak mengangkat kmbali, rekan sy yg bisnis menjodohkan kmudian dijual stelah menjadi indukan dgn anakan didlm glodok tentu memakai kandang ruji yg berukuran 40x60, namun sy sarankan utk diternakan dgn target jumlah anakan lbh baik dgn kandang ruji ukuran 50x77. atau kalo memungkinkan dgn kandang ram berukuran 75x75. scra teknis bentuk kandang tdk banyak berpengaruh yg penting ada pintu kecil seukuran lengan utk mengambil dan memasukan pakan lobetnya. Kondisi diluar atau sekitar kandang penangkaran merupakan habitat makro yg sangat menentukan berhasil tidaknya perkembang biakan lobet. kondisi tanpa sinar matahari akan rentan pd penyakit, kondisi tanpa pergantian udara dan terlalu dingin bahkan pengab dan menurunkan daya tetas telur, kondisi yg terlalu panas atau terlalu kering akan merusak janin dlm telor, disini pertimbangan kodisi habitat makro sebaiknya sangat disesuaikan dgn kebutuhan lobet berkembang biak meliputi: suhu udara, kelembaban udara, sirkulasi udara, kandungan oksigen diudara, polusi suara dan asap, lalu lalang manusia atau hewan piaraan lain akan mempengaruhi. Kita mengerti proses penetasan telur membutuhkan suhu, kelembaban, dan oksigen, jangan sampai kegagalan terjadi krn kita tidak optimal menerapkan semua pemahaman, oke..rancang dahulu habitat makro ini supaya kelak tdk membuat frustasi,..sekedar cerita, seorang rekan yg 3 psng lobetnya selalu bertelor 5-6 akan tetapi hanya menetas maksimal 2 butir, bahkan kadang blong, setelah pindah tangan dijual ditempat baru menetas semua!!

No comments:

Post a Comment